时间:2025-05-23 08:36:13 来源:网络整理 编辑:休闲
Warta Ekonomi, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pendampingan bagi pelaku i quickq有什么用
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pendampingan bagi pelaku industri kreatif di bidang fesyen dan kriya melalui Creative Business Incubator (CBI).
Program pendampingan bisnis tersebut merupakan upaya Kemenperin mencetak wirausaha baru di berbagai daerah untuk menjadi pelaku industri yang adaptif, bahkan juga mendorong mereka dapat berkembang dan naik kelas.
Baca Juga: Kemenperin Ungkap Pentingnya PBA untuk Penguatan Industri Nasional
Tahun ini, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) yang menjalin kerja sama dengan praktisi dan akademisi di bidang kewirausahaan dan bisnis, telah melaksanakan Program CBI 2025 untuk mengembangkan wirausaha muda di sektor industri kreatif fesyen dan kriya. Program coaching ini merupakan tahap pendampingan kedua setelah pendampingan klasikal inkubator bisnis yang digelar tahun lalu.
“Penelitian menunjukkan bahwa bisnis akan lebih bertahan dan berkembang jika mendapatkan pendampingan dari mentor. Melalui coaching CBI ini, sebanyak 10 IKM terpilih akan didampingi seorang mentor yang akan membantu menjawab permasalahan yang dialami dalam pengembangan bisnisnya sehingga mampu naik kelas,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Kamis (22/5).
Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Ciputra, menunjukkan bahwa sebanyak 74,03 persen bisnis akan bertahan dan berkembang setelah didampingi oleh mentor. Pendampingan yang tepat, menurut riset tersebut, dapat mempercepat pertumbuhan, mengurangi risiko kegagalan, dan mendorong terciptanya bisnis yang lebih berkelanjutan.
Oleh sebab itu, menurut Reni, kerja sama pendampingan di bidang kewirausahaan ini menjadi program penting demi meningkatkan kemampuan dan daya saing pelaku bisnis. Apalagi, dari tahun ke tahun, Program Coaching CBI telah berhasil membantu para alumninya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis.
Reni menambahkan, sinergitas dan kolaborasi dalam pendampingan bisnis bagi pelaku industri atau wirausaha muda juga diharapkan dapat memperkuat kontribusi industri manufaktur nasional. Badan Pusat Statistik menyebutkan, sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia tumbuh sebesar 4,31 persen pada triwulan I Tahun 2025.
Sementara itu, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB juga mengalami peningkatan, yaitu mencapai 17,50 persen pada triwulan tersebut.
“Program coaching adalah implementasi dari rencana pengembangan bisnis yang disusun pada tahap kelas klasikal (tahun pertama program CBI). Program Coaching 2025 akan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan, dengan target pendampingan yang terstruktur,” jelas Reni.
Adapun 10 peserta terpilih dalam Coaching CBI 2025, yaitu Delova Wardro, Hanabira, CV. Amod Bali, Wira’s Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji.
“Harapannya mereka dapat mengikuti jejak sukses para alumni CBI yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan omzet dan naik kelas dari skala mikro ke kecil atau dari skala kecil ke skala menengah,” papar Reni.
Hal tersebut juga didorong oleh peningkatan pendampingan kewirausahaan yang akan mendongkrak inovasi dan kreativitas dalam rangka menciptakan lapangan kerja sehingga tercapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Rasio kewirausahaan
Laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 menyebutkan, rasio kewirausahaan Indonesia adalah 21,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand (17,8%), Malaysia (13,4%) dan Vietnam (15,2%). Namun, laporan tersebut juga mencatatkan bahwa tingginya nilai ini tidak diikuti dengan nilai tambah dan produktivitas yang tinggi.
“Untuk itu, menjadi tantangan bagi kita semua, khususnya pemerintah, akademisi dan sektor swasta, untuk bersinergi guna menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih baik agar bisa membawa para wirausaha muda naik kelas, sehingga produk lebih bernilai tambah, omset meningkat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” tegas Dirjen IKMA.
Halaman BerikutnyaHalaman:
7 Rekomendasi Menu Diet Ringan untuk Penderita Gastritis2025-05-23 08:10
Preman Berkedok Ormas Peras Pedagang Teh Solo di Ciledug, Minta Uang Pembinaan Rp700 Ribu2025-05-23 08:07
Kejari Bandung Periksa Mantan Dirut Bio Farma Honesti Basyir2025-05-23 08:00
Prabowo Berapi2025-05-23 07:08
Lukman Masih Ada Kemungkinan Jadi Tersangka2025-05-23 06:51
Anggota Komisi I DPR RI: Duterte Tegas dan Tidak Pandang Bulu Berantas Narkoba2025-05-23 06:41
Mahasiswa Asing di AS Jadi Takut Liburan, Khawatir Dideportasi Trump2025-05-23 06:37
Sepakat Akhiri Konflik, PWI Gelar Kongres Persatuan Agustus 20252025-05-23 06:33
Mendagri: 415 Kabupaten dan 93 Kota Ingin Berpartisipasi Program Makan Bergizi Gratis2025-05-23 06:31
BPOM Turun Gunung, Selidiki Kasus Keracunan MBG di SPPG Bosowa Bina Insani2025-05-23 05:52
Menteri UMKM: Tidak Perlu Polemik Tarif, Pilihan Aplikator Ojol Fleksibel2025-05-23 08:06
Pembangunan Pabrik BYD di Subang Diganggu Ormas, DPR Desak Pembentukan Satgas Antipremanisme!2025-05-23 07:46
Mahasiswa Asing di AS Jadi Takut Liburan, Khawatir Dideportasi Trump2025-05-23 07:30
Prabowo Tegaskan Pemerintahannya Tak Anti Kritik2025-05-23 07:05
Tetesan Air Mata Prabowo di Puncak Hari Guru Nasional, Sebut Punya Ikatan Batin dengan Guru2025-05-23 07:01
Puan Minta Penjelasan Soal Pengaman TNI Jaga Kejaksaan: Biar Tidak Timbulkan Fitnah2025-05-23 06:55
Resep Panjang Umur dan Bahagia, Hindari 8 Makanan Ini di Usia 50 Tahun2025-05-23 06:46
Tak Hanya Tarif Trump, Daya Produksi China Turut Menjadi Biang Masalah Ekonomi Dunia2025-05-23 06:23
Cegah Insiden Bencana, Kemenperin Tegaskan Industri Kimia Wajib Susun Dokumen Keselamatan2025-05-23 06:16
Daftar Minuman yang Bisa Menurunkan Risiko Kanker2025-05-23 06:10