Dilarang WHO, Dokter Jelaskan Bahaya Vape buat Paru
Vapeatau rokok elektronik belakangan mencuri perhatian. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak semua negara di dunia melarang penggunaan vape perasa yang kini banyak digunakan orang.
Berikut ini penjelasan dokter soal bahaya rokok elektronik atau vape.
Rokok elektrik sendiri merupakan alat yang berfungsi seperti rokok. Namun rokok ini tidak menggunakan atau membakar daun tembakau, tapi mengubahnya menjadi cairan, lalu menjadi uap yang dihirup ke paru-paru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan nyatanya vape memang tidak lebih aman dari rokok konvensional.
Bahkan, potensi toksisitas dan dampak kesehatan akibat menggunakan rokok elektrik ini juga cukup banyak. Misalnya, risiko terjadinya inflamasi paru, penyakit jantung, hingga kerusak sel akibat zat karsinogen juga cukup tinggi.
"Selain itu, vape juga memiliki kandungan nikotin yang bersifat adiksi jadi tidak bisa dikatakan dia lebih aman dan murah, karena kenyataannya sama saja dengan rokok konvensional," kata Erlina dalam keterangan yang dia bagikan bersamaan dengan hasil penelitiannya, Jumat (29/12).
Selain itu, pengguna vape dan orang yang berada di sekitarnya juga terekspos asap yang biasanya lebih ngebul. Asap ini mengandung berbagai zat kimia, termasuk zat yang juga bersifat menyebabkan kanker.
Zat-zat itu antara lain formaldehid dan hidrokarbon. Sementara zat kimia lainnya bisa mengiritasi dan mengakibatkan radang paru. Juga terdapat risiko luka bakar akibat baterai litium di alat rokok elektrik.
"Rokok elektrik tidak dapat dikatakan aman, disarankan tidak digunakan sampai terbukti aman dan tentunya tidak bisa direkomendasikan untuk modalitas berhenti merokok," katanya.
(tst/pua)下一篇:Deli Gelar Konferensi Mitra, Agnes Mo Jadi Brand Ambassador
相关文章:
- 3 Kreasi Resep Kwetiau Goreng, Gurih Bikin Nagih
- Perdagangan RI
- Fredrich Minta Izin Mudik Lebaran, Kata Hakim....
- Lewat 12 Kesepakatan Baru, Indonesia
- 7 Manfaat Daun Kelor: Turunkan Kolesterol sampai Berat Badan
- FOTO: Gemerlap Cahaya dan Spiritual Hiasi Bulan Ramadan di Dubai
- Mendagri Harap Polri Aktif Petakan Potensi Konflik Pemilu 2024
- Penumpang Batalkan Tiket Kereta di Stasiun Yogyakarta dan SoloJebres, Imbas Anjloknya KA Argo Semeru
- Berlaku 2025, Ini Daftar Lengkap Penyakit Ditanggung dan Tidak Oleh BPJS Kesehatan
- Stabilitas Rupiah Terkendali, Bank Indonesia Laporkan Tren Positif di Pasar Surat Berharga
相关推荐:
- VIDEO: Melihat Persiapan Pesta Malam Tahun Baru di Berbagai Negara
- Pemuda Kota Malang Dukung Gibran Jadi Cawapres di Pemilu 2024, Ternyata Ini Alasannya!
- Teliti Sebelum Membeli, Ini Ciri
- Cegah Narkoba Masuk Lapas, Kemenkumham Jabar Punya Jurus 'Feeling Security'
- Praktisi Hukum Nilai Desakan MAKI ke Jaksa Agung Keliru
- Waspada Jerat Utang, Jangan Sampai Menyesal Dunia Akhirat
- FOTO: Gaya Futuristik Koleksi Louis Vuitton di Paris Fashion Week
- 7 Manfaat Menakjubkan Air Kayu Manis, Minuman Ajaib untuk Tubuh
- 5 Minuman Pembersih Ginjal, Ampuh Membuang Racun
- Polri Ungkap Strategi Pengamanan KTT AIS Forum 2023 Bali
- Evakuasi Heroik Rombongan Turis yang Terjebak 2 Hari di Gua Salib
- Mengintip Detail Royal Wedding 10 Hari Pangeran Abdul Mateen
- FOTO: Wajah dan Suasana Perayaan Natal di Segenap Penjuru Dunia
- 7 Rekomendasi Taman di Jakarta Timur yang Cocok untuk Keluarga
- Heboh Tren Aplikasi Koin Jagat, Komdigi Akan Cek Dampaknya di Masyarakat
- 5 Tren Makeup yang Bakal Melejit di Tahun 2024
- Cara Mengatasi Cat Tembok Mengelupas Terkena Rembesan Air Hujan
- Cuma Ada 3 Orang yang Tak Butuh Paspor buat Keliling Dunia
- Ferdinand Hutahaean Kritisi Pelaksanaan Formula E: Panitia Jangan Banyak Beretorika
- Hari Braille Sedunia, Sebuah Warisan bagi Difabel Penglihatan