时间:2025-05-23 23:55:25 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi, Jakarta - Menurut Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak (Bappenas, 2020), perk quickq apk下载
Menurut Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak (Bappenas, 2020), perkawinan anak merupakan isu yang kompleks. Pasalnya ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perkawinan anak di lingkungan masyarakat mulai dari kemiskinan, geografis, kurangnya akses terhadap pendidikan, ketidaksetaraan gender, konflik sosial dan bencana, ketiadaan akses terhadap layanan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif, serta norma sosial yang menguatkan stereotip gender tertentu (misalnya, perempuan sebaiknya menikah di usia muda), dan budaya (interpretasi agama dan tradisi lokal). Baca Juga: Jadi Tameng Indonesia dari Resesi, Bappenas: BUMN Bukan Imun
Fakta bahwa perkawinan anak merupakan salah satu bentuk tindak kekerasan terhadap anak (Kementerian PPN/Bappenas, BPS, UNICEF Indonesia, PUSKAPA, 2020) juga tidak bisa dikesampingkan. Untuk itu, dalam rangka mendukung strategi nasional pemerintah, Kemitraan Australia - Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (Program MAMPU) menggandeng mitra pelaksana pencegahan perkawinan anak; Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), Yayasan BaKTI, Konsorsium PERMAMPU, Yayasan PUPA Bengkulu, dan Yayasan Pekka yang tersebar di lebih dari 90 kabupaten/kota, 700 desa di 26 provinsi seluruh Indonesia untuk melaksanakan kampanye digital bertajuk #MAMPUBeraniBersikap. Baca Juga: Bos Bappenas: Pelebaran Defisit untuk Menggerakkan Perekonomian
Kampanye digital yang nantinya diharapkan bisa berlanjut sebagai gerakan #MAMPUBeraniBersikap ini akan dilaksanakan sepanjang bulan Agustus - September 2020. Dengan tujuan untuk mendukung penguatan bagi anak Indonesia sehingga mampu menghadapi tekanan, berani mengambil langkah dan sikap terhadap dorongan perkawinan anak, serta memiliki kegiatan produktif sehingga terhindar dari perkawinan anak.
Perkawinan anak sendiri tidak serta merta hanya datang dari satu pihak. Seringnya peran orang tua dan lingkungan juga turut memberikan pengaruh. Maka, gerakan #MAMPUBeraniBersikap juga mengajak orang tua untuk berempati dan turut serta menekan angka kasus dan menolak perkawinan anak. Mulai dari melakukan pencegahan, bimbingan terhadap anak, hingga memiliki kepemimpinan untuk melakukan advokasi dalam upaya menghapus perkawinan anak.
Pelaksanaan setiap kegiatan dalam gerakan #MAMPUBeraniBersikap akan dilakukan melalui media sosial lewat akun Instagram @MampuBeraniBersikap dan medium pendukung akun Facebook Mampu Berani Bersikap. Nantinya kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dibagi dalam beberapa acara seperti Kelas Instagram Live Akademi Mimpi, Kelas WhatsApp Group (khusus orang tua), Sesi Curhat Live, Lomba Menulis, workshop Kelas Berani Usaha memproduksi masker, dan Deklarasi Mimpi yang dilakukan di 9 provinsi terpilih.
Kate Shanahan, Team Leader MAMPU mengungkapkan, keberlanjutan masa depan Indonesia terletak pada anak-anak Indonesia. Dengan fakta masih tingginya angka perkawinan anak di Indonesia, sudah seharusnya ini menjadi perhatian kita bersama. Program MAMPU bersama mitra pelaksana telah terlibat dan mendukung upaya pencegahan perkawinan anak, termasuk mendorong perubahan pada Undang-Undang tentang Perkawinan dengan menaikkan batas minimal usia kawin pada tahun 2019 lalu. Aksi kolektif untuk pencegahan perkawinan anak Program MAMPU digaungkan lebih kuat melalui kampanye digital #MAMPUBeraniBersikap.
“Kampanye ini kami harapkan dapat menyentuh tidak hanya anak-anak perempuan—dan bahkan laki-laki, tetapi juga para orang tua dan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan kesempatan dan lingkungan yang optimal bagi anak agar terhindar dari praktik perkawinan anak. Sehingga, kreativitas dan aspirasi anak dapat tumbuh kembang secara maksimal sebagai generasi penerus Indonesia yang berkualitas,” ujar Kate Shanahan, dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/9/2020).
Sejumlah profil grassroot champion, atau pemimpin muda yang sudah turut menyuarakan penolakan perkawinan anak di daerahnya, juga akan dilibatkan dan diangkat profilnya sepanjang gerakan ini. Sebanyak 15 grassroot champion anak berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan mewakili anak dari usia 15-20 tahun ini akan berbagi pengalamannya serta berperan aktif dalam acara-acara yang akan dilaksanakan dalam gerakan #MampuBeraniBersikap.
Diharapkan dengan hadirnya gerakan #MAMPUBeraniBersikap akan lebih banyak anak yang terhindar dari perkawinan anak. Bersama kita lindungi dan jaga hak anak Indonesia karena pada mereka lah bergantung masa depan bangsa. Tolak perkawinan anak dengan tegas, dukung anak dapatkan haknya untuk bermain, belajar, dan mencapai mimpinya demi masa depan yang lebih baik.
KPK: Telusuri Calon Pemimpinmu dari DPRD hingga Presiden2025-05-23 23:40
Saham Emiten Pengembang Properti BBSS Lepas dari Suspensi, Begini Performanya2025-05-23 23:27
Tiga Hakim PN Surabaya yang Vonis Bebas Robert Tannur Ditangkap Kejagung!2025-05-23 23:26
BYD Indonesia Bantah Sudah Buka Waktu Pemesanan BYD Seagull2025-05-23 22:59
Apakah Boleh Ibu Hamil Makan Durian?2025-05-23 22:47
PDIP: Beri Kesempatan, Jangan Belum Apa2025-05-23 22:32
Luhut Pegang Peran Penting di Kabinet Prabowo2025-05-23 22:23
艺术留学坎伯韦尔艺术学院好吗?2025-05-23 22:13
英国数字媒体专业介绍2025-05-23 21:22
FOTO: Mantra yang Lindungi Stupa Boudhanath, Warisan Dunia di Nepal2025-05-23 21:17
2025年动画专业世界排名汇总!2025-05-23 23:39
Arab Saudi Bangun The Rig, Taman Hiburan di Tengah Laut Bertema Minyak2025-05-23 23:32
WIKA Raih Kontrak Baru Rp15,5 Triliun hingga September 2024, Ada Proyek Baru di IKN2025-05-23 23:32
3 Resep Jamur Crispy yang Kriuk dan Gurih, Bikin Nagih2025-05-23 23:31
英国艺术类专业如何出国留学?2025-05-23 23:26
2025韩国传媒专业大学排名2025-05-23 23:12
2025世界大学建筑学排名TOP502025-05-23 22:55
BEI Setop Sementara Perdagangan Saham Emiten Hotel FITT, Ini Alasannya2025-05-23 21:51
Ratna: Kesaksian Rocky Gerung dan Amien Rais Tak Relevan2025-05-23 21:50
伦敦大学学院硕士申请条件解析2025-05-23 21:43